Selasa, 06 Januari 2015

MUARA CAHAYA (MENGGAPAI CITA DAN CINTA)

Tenggelam, terhanyut atau berenang, ini merupakan pilihan-pilihan yang muncul dibenak saya ketika saya mulai memasuki dunia perkuliahan di FKM. Kenapa sampai muncul pertanyaan – pertanyaan mengintimidasi dibenak saya, mungkin jawabannya adalah karena saya memasuki gerbang yang tidak terencana (bagi saya) sehingga saya berspekulasi dalam benak saya sendiri bahwa saya harus memilih. Bukan hal yang mudah dalam memilih bagi saya pada awalnya, karena pada awal perkuliahan saya ibarat makan tanpa garam, minum tanpa gula (red: hambar), tapi sehambar-hambarnya hidup klo kita mulai bersyukur dan menikmatinya akan mulai bermunculan berbagai rasa yang entah darimana atau memang sengaja kita ciptakan sendiri berbagai rasa itu dalam benak, yang pada akhirnya berubah menjadi sebuah senyawa yang mengalir dalam darah menuju hati yang sering kita sebut perasaan. Dalam hidup saya sampai umur saya yang kesekian, saya sudah belajar banyak tentang berbagai macam perasaan, namun dalam konteks ini perasaan yang dimaksud adalah perasaan senang atau sedih , nyaman atau tidak nyaman. Berada di FKM bukanlah impian saya dari awal, bahkan saya menempatakan rumah saya bernaung sekarang (red: FKM ) menjadi pilihan ketiga yang saya pilih, bukan dengan intention maupun mimpi yang bergantung diatasnya, tapi saya tidak akan bilang kalo saya tidak pernah memilih FKM, karena sadar atau tidak tangan saya sendirilah yang menekan pilihan pada layar komputer saat menentukan perguruan tinggi dan jurusan nya yang saya coba peruntungannya -_- .

Kembali pada istilah yang saya ungkapkan pada kalimat pertama, saya harus memilih diantara tenggelam kedasar tanpa usaha apapun sehingga saya tak dapat meraih cahaya permukaan (red: kesuksesan atau sebuah karir). Terhanyut dengan deras nya arus air yang entah akan membawa saya kemana , bisa saja akan membawa saya kepermukaan atau mungkin menenggelamkan ke palung laut yang entah seberapa dalamnya. Atau pilihan untuk mulai belajar menggerakan seluruh anggota tubuh, fikiran, dan sebuah usaha untuk berenang sampai kedalam lalu menemukan mutira yang akan membawa kita kepada indahnya cahaya permukaan (red: kesuksesan). Setelah memilih, saya masih dihadapkan pada pilihan-pilihan yang lain. Bagaimana tidak, berenang pun butuh berbagai alat dan tujuan yang jelas untuk mempermudah kita mencapai permukaan dan tujuan (red: kesuksesan). Hidup di FKM pada awalnya membuat saya terhanyut kesana kemari mengikuti arus yang ada, sampai pada akhirnya saya melihat sebuah cahaya yang menunjukan saya pada passion saya yang sempat saya tanggalkan. Dan cahaya itu menunjukan pada sebuah muara yang penuh dengan alat dan tujuan yang saya butuhkan untuk berenang ditengah-tengah besarnya arus di FKM. Muara itu adalah EPIDEMIOLOGI. Akhirnya kumenemukanmu. Saya bagai kan ter-imprint saat pertama kali mengenalnya. Ini bagaikan cinta pertama yang saya alami di FKM. Dari awal melihat saya langsung jatuh hati, inilah yang menjadi motivasi dan alasan saya bertahan di FKM dengan segala lika liku nya yang masih belum terterka pada awalnya. Semester demi semester pun berlanjut, pilihan saya tak pernah goyah EPIDEMIOLOGI tetap yang pertama dihati saya, namun diujung penentuan pilihan saya sempat goyah, namun pada akhirnya Allah SWT dengan segala kebesaranNya memberikan petunjuk pada saya untuk memilih peminatan EPIDEMIOLOGY sebagai muara akhir pencarianku dan jalan aku mencapai impian yang sebenarnya tercipta setelah aku jatuh hati pada Epidemiologi. Dengan cinta kita bisa menciptakan impian kita bersama-sama.
Impian yang kami ciptakan (red: aku dan epidemiologi) adalah menjadi seorang epidemiolog, yang bekerja untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data guna dijadikan dasar untuk mengambil langkah selanjutnya guna menjadikan masyarakat Indonesia menjadi lebih sehat dengan mencegahnya sebelum sakit datang maupun menanggulangi agar orang yang sakit tidak semakin banyak. Kalo disuruh memilih tempat untuk saya menjalani impian kami, saya ingin bekerja di dinas kesehatan sebagai Team Survei dan Analisa Dinas Kesehatan. Ini adalah impian terbesar kami. Kenapa saya ingin menjadi tim survei dan analisa, padahal melakukan survei merupakan hal yang tidak mudah dan cukup melelahkan bagi sebagian orang. Namun bagi saya, kali pertama saya dan teman-teman turun kelapangan (untuk memenuhi tugas isu-isu penyakit menular), saya merasakan pengalaman yang luar biasa menyenangkan bagi saya, untuk turun kemasyarakat mengambil data langsung kepada masyarakat, berinteraksi dengan mereka membuat saya belajar banyak hal, dan menikmati betul sebuah proses yang harus ditempuh untuk menyehatkan tidak hanya satu atau dua orang tapi seluruh masyarakat Indonesia. Dari sini saya semakin jatuh hati pada epidemiologi dan semakin dekat dengan gambaran impian yang ingin saya wujudkan saat ini. Terimakasih Epidemiologi, karenamu saya menemukan sebuah muara baru didunia yang saya coba kenali dengan hati dan seluruh raga. Semoga saya dan semua teman-teman angkatan 2015 yang masuk peminatan EPIDEMIOLOGI dan Penyakit Tropik semakin menemukan ruh dan petunjuk dari Allah SWT untuk menggapai sebuah cahaya impian yang mulia. Aaamiiin Ya Robbal’Alamin.

Salam hangat dari saya Destie Nur Lailly Vitiana

#AkuEpidemiolog

Sabtu, 12 April 2014

Lupa ku itu dosa

" ....bahkan, detak jantung dan desah nafas ku setiap detik ini adalah wujud belas kasih Nya padaku.."


aku tersadar kembali untuk kesekian kalinya, selama ini aku sering terlupa akan hakikat hidup yang selama ini aku jalani. Tapi, kali ini adalah puncak aku merasa begitu hina dihadapanNya, yang selama ini bahkan tak pernah membiarkan nyawaku pada hidupku saja barang sekejap. Aku begitu merasa telah tak tau diri selama ini, sering terlupa untuk mengucap syukur ketika Allah SWT mengembalikan nyawaku lagi pada matiku yang sementara,
aku sering terlupa untuk bersyukur untuk Engkau wahai Dzat Yang Maha Hidup, telah menurunkan nikmatnya, membuat seonggok badan ini mampu membuka mata nya kembali dan menjalani kehidupan yang telah Engkau rezekikan, tapi begitu nestapa nya diri ini yang masih sering mengeluh dipagi hari saat Engkau dengan rahmatMu telah membuat Fajar kembali bersinar dengan hangatnya, yang dengan terangnya menerangi alam semesta yang gelap ini.
Betapa bodoh diri ini selama ini tak pernah memohon, bersujud dan bersimpuh dihadapanMu untuk memohon hidup dikeesokan harinya,
sesungguhnya hanya Engkau lah yang berhak mengambil dan mengembalikan setiap roh yang ada dalam jasad, jika Engkau berkehendak maka terjadilah "kun fayakun",
 tapi begitu sombong nya hamba mu ini selama ini Ya Allah .. tak pernah mengingat bahwa mungkin saja besok Engkau berkehendak tidak lagi mengembalikan roh ke dalam tubuh ini lagi,
 jika engkau berkehendak ingin mempercepat perjumpaanku dengan Mu lagi ya Allah, astaghfirullohaladzim ,, astaghfirullohaladzim...astaghfirullohaladzim...
 Ampuni hamba mu yang sering terlupa ini ya Allah , sesungguhnya lupa adalah sebagian kecil dari dosa-dosa besar ku yang lain, Maha Suci Engkau Ya Ghoffar . . .

Kamis, 09 Mei 2013

Kisah Cinta Sejati



6 Fakta Uje sebagai suami pipik

1. Abi selalu menggandeng tangan istrinya saat berjalan, jikapun 1 tangan jg tak bisa menggandeng krn suatu hal, Abi selalu meminta istrinya yg menggandeng tangannya. Alasannya dia bertanggung jawab atas jalan istrinya supaya selalu aman.

2. Abi selalu mencium kening istrinya disaat-saat tertentu, sebelum & sepulang bekerja, sesudah sholat, sebelum dan sesudah tidur. Alasannya sebagai tanda bahwa dialah pelindung & penenang istrinya agar istrinya selalu merasa nyaman.

3. Abi tidak pernah berteriak pd istrinya, alasannya suara yang keras dari suami utk istrinya adalah cambuk yang menyakitkan.

4. Abi tdk prnah mencela dan memaki istrinya sebesar apapun kesalahan yang diperbuat alasannya makian dan celaan bukan kata yang bijak mengajarkan kebenaran.

5. Abi selalu memeluk dan membelai istrinya jika istrinya berbuat salah, alasannya mulut dan perbuatan istri adalah tanggung jawab suami, bila istri sampai tidak terkontrol itu adalah salah suami, sebab itu dia selalu memeluk dan membelai istrinya sambil berkata "maafkan Abi, lain kali jangan kamu ulangi kesalahan itu lagi, jadilah istri yang soleha dan baik, salahkan Abi saja".

6. Abi selalu bangun sebelum dan berangkat tidur setelah istrinya, alasannya kewajibannyalah utk melindungi hidup istrinya dimulai saat bangun tidur dan sampai αƙαn tidur, itulah janji suami pd istrinya.

Kayaknya patut dibaca oleh para suami bukan hanya yang muslim tapi untuk semua suku, ras dan agama, karena bisa membuka hati suam-suami, dijamin suami juga terhormat dan istri αƙαn menjadi lebih menghargai dan sayang sama suami.
Pepatah mengatakan hati wanita αƙαn luluh jika disiram dengan air dingin daripada menyiramnya dengan minyak panas, krn pada dasarnya mereka butuh perhatian dan kasih sayang.
Semoga keluarga selalu bahagia dan rukun sampe tua serta Allah SWT merahmati.

Repost: Komunitas Gemar Membaca
suami pipik selama 14th hidup bersama

Goodbye Days by YUI


Dakara ima ai ni yuku 
So kimetanda     Poketto no 
kono kyoku wokimi ni kikasetai
Sotto boryu-mu wo agete    

Tashikamete mitayo
Oh Good-bye DaysIma

 kawaru ki ga suru   Kinou made ni
So Long  . . . .
Kakko yokunai
Yasashisa ga soba ni aru kara
La la la la la with you


 
Katahou no

 earphone wo  
Kimi ni watasu
Yukkuri to nagare komu
Kono shunkan
Umaku aisete imasu ka?

Tama ni mayou kedo


Oh Good-bye DaysIma
  kawari hajimeta
Mune no okuAll Right   
Kakko yokunai
Yasashisa ga soba ni aru kara
La la la la la with you Dekireba kanashii
Omoi nante shitaku nai
Demo yattekuru deshou,
 ohSono toki 
egao de"Yeah, Hello My Friends"
 nante saIeta nara ii noni Onaji uta wo 
Kuchizusamu toki 
Soba ni ite I Wish 
Kakko yokunai
Yasashisa ni aeta yokatta yo
La la la la good-bye days

Senin, 30 April 2012

Kau yang kubenci


Kebencian ini pancarkan luka hatiku..Dan pedih hatiku selama ini,.Air mataku, lukiskan kesedihanku,..Dan benci hatiku pada dirimu,,sungguh benci aku sangat,dan sangat benci dirimu,dan kecewa aku ini sungguh sangat dalam...
       Kebencian ,ya...
       Senyawa semacam inilah yang telah menyelimuti
       Hatiku,bila teringat akanmu..
       Aku benci dirimu
       Yang telah membiarkanku..
       Menghuni hatimu terlalu lama
Sehingga senyawa benci ini,terus mengiringi senyawa cinta yang pernah kita semai bersama , dengan dinding tipis yang menyekat keduanya, yang membedakan rasa benci dan cinta ,kini ,,telah pecah berkeping-keping, alhasil senyawa benci yang begitu kuat ini memakan seluruh senyawa cinta yang pernah kumiliki tak tersisa. Kini hanya kebencianlah yang berkuasa di hatiku.
       Semestinya dulu..
       Kau pukul mundur aku jauh-jauh
       Agar senyawa ini tak tercipta,
       Tapi apa daya ?
       Semuanya telah menjadi bubur.
       Bubur pahit yang kini,.
       Harus aku telan sendiri
       Aku rasakan senyawa benci ,
       Dalam bubur itu kini semakin merasuk,,
       Merajai seluruh otakku
       Membakar seluruh jiwaku, merasuk
Ke dalam setiap sel hatiku,
Bahkan jauh sampai, senyawa itu menguasai setiap elemen-elemen dalam hatiku ini,semua itu adalah wujud kemurkaan hatiku padamu yang begitu ku benci.

aku ingin menulis: “Jeruji Hati”

aku ingin menulis: “Jeruji Hati”: Mengapa ?? Saat memejamkan kedua bola mata ini, Wajahnya lah yang ku lihat Saat terlelap dalam mimpi-pun suaranyalah yang ku denga...

“Jeruji Hati”


Mengapa ??
Saat memejamkan kedua bola mata ini,
Wajahnya lah yang ku lihat
Saat terlelap dalam mimpi-pun suaranyalah yang ku dengar
Memutarkan kembali kisah dimana kita masih  menggenggam erat satu sama lain
Saat “janji pinguin” itu masih kita dekap erat-erat
Aku benci  !!
Memori dalam benakku , senantiasa memutar cerita yang sama
Selalu, selalu, dan selalu tentangnya
Aku bodoh ..,
Dan, memang gadis malang,
Yang tak tau , bagaimana cara menemukan
Jalan ,ya..jalan keluar dari jeruji hatinya
Hatiku..,
Ya ,hatiku seakan terpasung oleh untaian rantai baja
Terpasung, dan tak berdaya,,
Hanya terdiam, menangis,dalam kesedihan
          Kulihat dihatinya sosok lain ,
          Sosok  yang lebih dia anggap keberadaannya
          Entah apa yang merasuki  jiwaku,
          Membuatku tak mampu melangkah satu jengkal-pun
          Tujuh dewa t’lah mencoba membawa aku terbang,
          Terlepas,dan menjauh dari jeruji hatinya
          Mempertaruhkan nyawa, menawarkan segenap hatinya
          Untuk menarik tanganku keluar ,
          Untuk mentatihku berdiri dari keterpurukan yang mematikan
          Dari jeruji hatinya..
          Tapi entah apa ? yang telah ku teguk..
          Sehingga mulut ini pun tak berdaya untuk ,..
          Membalas keramahan  hati para dewa
Tapi , inilah aku yang begitu bodoh..
Yang masih membiarkan hati ini
Terjebak dalam “jeruji hatinya”